Setelahmengidentifikasi emosi apa adanya, Anda tahu bahwa emosi tersebut hanyalah perasaan dan tidak perlu mengendalikan Anda. 2. Pikirkan apa yang mampu Anda lakukan untuk mengatasi masalah. Adakalanya, ketidakmampuan mengendalikan emosi terjadi karena Anda tidak tahu cara mengendalikan diri.
Mampumengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. - 19548945 juliyantiningsih juliyantiningsih 18.11.2018 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. a. konsentrasi b. kepekaan sukma c. imajinasi d. pengindraan
Mentalskill pada intinya adalah kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi tuntutan psikologis dalam suatu olahraga. Pada umumnya skill ini didasarkan pada motivasi, konsentrasi, percaya diri dan pengendalian emosional. Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun.
menguatkanseluruh unsur psikologis yang berhubungan denan aspek kognitif, konanif, dan emosional. Latihan mental adalah terjemahan dari kata mental practice, mental training mental rehearsial, Singer (1980) menyebutkan latihan mental dengan istilah mental training atau latihan image yaitu konseptualisasi yang menunjukkan pada latihan tugas
2 Regulasi Emosi dan Mindfulness a. Manfaat Regulasi Emosi. Regulasi emosi adalah kemampuan mengatur dan mengendalikan emosi untuk mencapai suatu tujuan. Penting bagi orang untuk mengatur emosi mereka karena membantu mereka merasa lebih mengendalikan hidup mereka dan menghindari beberapa konsekuensi negatif.
BeberapaCara Mengendalikan Emosi Yang Bisa Anda Coba. Berikut ini adalah beberapa cara mengendalikan emosi negatif yang bisa Anda coba: 1. Berpikiran dan bersikap positif. Anda mungkin tidak dapat mengubah situasi buruk yang menimpa Anda, namun Anda bisa mengubah sudut pandang Anda untuk melihat situasi tersebut menjadi lebih positif.
. Mengenal emosi adalah salah satu dari komponen penting yang harus dimiliki sebelum akhirnya dapat menguasai kemampuan kecerdasan emosi yang kompleks. Pengenalan terhadap emosi yang dirasakan dalam diri mesti dimulai dan dibiasakan sejak dini, karena itulah Gerakan Sekolah Menyenangkan menginisiasi dan merekomendasikan adanya zona emosi pada setiap kelas. Zona emosi ini memfasilitasi anak untuk mengenal emosinya sendiri. Anak-anak didorong untuk mengidentifikasi apa yang dia rasakan; apakah itu marah, sedih, senang, kecewa, semua emosi dasar manusia tersebut diekspresikan lewat emoji yang dibuat sesuai kreativitas masing-masing kelas. Kegiatan mengenal emosi lewat zona emosi ini sepertinya tampak sederhana, namun sebenarnya terdapat manfaat-manfaat yang bisa diperoleh dari sana. Berikut adalah 5 manfaat dari zona emosi bagi anak Bermula dari mengenal, kemudian belajar untuk mengendalikan. Anak tantrum di depan umum seperti sudah menjadi pemandangan yang dianggap wajar. Jangankan anak-anak, orang dewasa saja masih ada yang sering tantrum dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Hal ini karena kecerdasan emosi memang bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara instan melainkan terdiri dari serangkaian pembiasaan-pembiasaan sejak kecil. Ketika anak sudah mampu untuk mengenal emosinya lewat zona emosi, yang selanjutnya bisa dilakukan adalah berdiskusi tentang bagaimana cara yang baik untuk menyalurkan dan mengendalikan emosi itu. Mengendalikan bukan berarti represi, melainkan menyalurkan emosi yang ada pada sesuatu yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Misalnya saja anak mengidentifikasi emosi marah dalam dirinya, anak bisa diajak untuk menyalurkan emosinya tersebut selain dengan berteriak dan menangis. Bisa dengan cara diberikan waktu sendirian di kamar sampai marah itu mereda atau dengan melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga. Begitu pula dengan emosi lainnya, biarkan anak memilih sendiri kegiatan yang dia rasa baik untuk menyalurkan emosi tersebut. Belajar mengenal emosi orang lain dan melahirkan empati. Ketika berhasil mengenal emosinya sendiri, secara otomatis anak akan juga mampu untuk mengidentifikasi emosi-emosi tersebut pada orang lain. Anak-anak bisa peka terhadap perubahan fisik pada seseorang yang disebabkan karena perubahan emosi dalam dirinya. Contohnya, anak akan menyadari bahwa temannya sedang sedih karena menunjukkan ekspresi murung dan cemberut. Hal ini kemudian akan mendorongnya pada sikap empati dengan cara bertanya dan menawarkan bantuan pada temannya tersebut. Perkembangan emosi yang baik berdampak pada perkembangan sosial yang baik. Ketika anak sudah mampu mengenal emosinya sendiri juga berempati pada emosi orang lain, dia kemudian akan mampu membina hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ketika dia merasakan emosi marah dan sedih dia berusaha untuk menyalurkan emosi tersebut dengan cara-cara yang tidak menganggu dan merugikan, dia tahu bahwa hal itu bukan sesuatu yang baik karena bisa menyebabkan orang lain menjadi tidak nyaman. Memberikan kesempatan bagi guru untuk menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang lebih kondusif. Zona emosi memungkinkan guru untuk memantau emosi masing-masing siswanya selama di sekolah. Hal ini akan memudahkan guru dalam memilih perlakuan yang tepat agar proses pembelajaran berlangsung lebih kondusif bagi setiap anak. Guru juga akan mampu untuk melakukan evaluasi pada metode pembelajaran yang dia pakai sehingga dapat memotivasi guru untuk selalu memberikan metode pembelajaran terbaik setiap harinya. Membuat anak merasa dihargai Emosi adalah salah satu fitur yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Sayangnya, kadang-kadang emosi ini tidak diperlakukan sebagaimana mestinya dan lebih sering direpresi, apalagi jika kita berbicara mengenai emosi marah, sedih dan kecewa. Padahal semua jenis emosi itu penting dan harus diterima sebagai bagian dari keseharian manusia. Itulah kenapa adanya zona emosi memungkinkan anak-anak untuk merasa lebih dihargai karena di sana dia boleh mengungkapkan emosi apa saja yang dia rasakan tanpa penghakiman. Itulah beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari kegiatan sederhana dalam zona emosi. Selain digunakan dalam setting sekolah, zona emosi ini juga bisa diterapkan oleh para orang tua di rumah. Putri Nabhan
Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banya... 3 ibu tandai artikel ini bermanfaat Memasuki usia prasekolah, anak-anak pasti makin suka bermain. Bagaimana tidak? Karena setelah new normal, si Kecil jadi akan punya banyak kesempatan untuk sering berinteraksi dengan anak-anak lain yang sebaya. Entah itu di sekitar rumah atau teman baru di sekolah PAUD-nya. Senang ya, Bu, melihat si Kecil sudah bisa bebas bermain? Bergaul tidak hanya menyenangkan, tapi juga penting bagi anak, lho. “Menjalin pertemanan akan sangat membantu anak-anak belajar berkomunikasi, berbagi, merasakan empati, menghadapi konflik, dan mengasah kreativitas mereka," kata Rachelle Theise, asisten profesor klinis dan psikolog anak di NYU Child Study Center di New York City. Tapi di sisi lain, Ibu juga mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaiknya untuk mempersiapkan si Kecil bisa bergaul dan berteman akur dengan teman baru. Mengingat, ia selama ini mungkin sudah terlalu lama beraktivitas di rumah saja bersama anggota keluarganya. Nah, salah satu caranya adalah dengan mengajak anak bermain untuk mengasah kemampuan berkomunikasi, mengelola emosi, dan berempati. Dengan begitu, si Kecil akan memiliki “modal” yang kuat untuk bisa mengeksplor dan menjalin pertemanan di sekolah barunya nanti. Lalu, apa saja, ya, contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang direkomendasikan? Contoh Permainan Sosial Emosional Anak Usia Dini Agar waktu bermain anak semakin seru dan menyenangkan, berikut ini adalah rekomendasi permainan sosial emosional anak usia dini yang baik untuk mengasah keterampilan sosial emosional si Kecil. 1. Role Play Role play atau bermain peran merupakan salah satu contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan. Melalui permainan ini, anak bisa belajar tentang berbagai kondisi dan situasi yang pernah mereka lihat sehari-hari, Bu. Ia juga bisa terdorong menggunakan imajinasinya untuk “menghidupkan” skenario cerita yang ada di di dalam benaknya. Role play juga memungkinkan anak-anak mencicipi bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, misalnya menjadi orang tua, atau memerankan profesi tertentu. Lewat permainan ini, anak-anak bisa mempraktikkan bagaimana seorang karakter itu berdialog dan berperilaku dari situasi-situasi yang mungkin pernah mereka amati sebelumnya. Sebagai contoh, anak berpura-pura menjadi seorang supir bus atau masinis kereta yang sehari-harinya mengantar jemput orang-orang karena si Kecil sering kali diajak Ayah dan Ibu bepergian dengan transportasi umum. Atau, undang teman-temannya untuk bermain di rumah dengan berpura-pura menjadi astronot yang bepergian ke luar angkasa. Contoh lainnya, ajak anak dan teman-temannya berpura-pura menjadi sekelompok superhero yang akan menyelamatkan dunia. Permainan role play cocok untuk mengasah imajinasi dan kreativitas anak, melatihnya berkomunikasi, berempati, sekaligus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dari “skenario” yang berbeda-beda. Memutuskan siapa yang akan “berakting” sebagai siapa bisa jadi kesempatan untuk anak belajar bernegosiasi dan bergiliran, lho! Ibu hanya perlu menyediakan alat peraga, kostum, dan peralatan yang sesuai dengan tema role play anak, dan biarkan anak bermain mewujudkan imajinasinya. 2. Permainan Raba-Raba Ada banyak contoh permainan tradisional yang bisa meningkatkan kemampuan sosial dan emosional anak. Salah satunya adalah permainan raba-raba untuk membantu anak dan teman-temannya untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Permainan ini bisa dilakukan oleh minimal 3 orang, Bu. Jadi, jangan lupa ajak teman-teman si Kecil untuk ikut bermain ya! Cara mainnya gampang, kok. Minta si Kecil dan teman-temannya untuk hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang jadi Si Peraba. Jika si Kecil yang menang menjadi Si Peraba, Ibu tutup matanya dengan kain penutup sementara anak-anak yang lain berdiri mengelilingi Si Peraba. Setelah itu, Ibu bisa minta teman-temannya untuk bernyanyi sambil berjalan melingkari Si Peraba. Setelah lagu selesai dinyanyikan, instruksikan teman-temannya untuk berhenti dan jangan membubarkan lingkaran. Nah selanjutnya, minta Si Peraba meraba-raba mencari temannya. Setelah mendapat teman, Si Peraba harus menebak siapa yang ia pegang. Apabila tebakannya betul, anak yang dipegang Si Peraba akan menggantikan peran si Kecil untuk di babak selanjutnya. Baca Juga 9 Ide Kegiatan Seru untuk Anak-Anak Weekend di Rumah 3. Bermain Kereta-Keretaan Mungkin terdengar sepele, tapi siapa sangka kalau bermain kereta-keretaan juga dapat membantu mengasah kemampuan sosial dan emosional anak? Ya! Kereta-keretaan adalah permainan yang bisa dimainkan oleh sekitar 5-10 orang. Ibu bisa mengajak teman-teman si Kecil untuk memainkan permainan ini. Pertama-tama, Ibu bisa mulai dengan mengumpulkan kardus bekas atau yang tidak terpakai dan bagikan pada anak-anak. Persiapkan pula peralatan menggambar dan minta anak-anak untuk menggambarkan lokomotif dan gerbong kereta di dinding bagian luar kardus yang mereka miliki. Anak-anak juga bisa menggunakan spidol berwarna dan stiker agar masing-masing “gerbong”nya bisa mewakili karakter dan kepribadian masing-masing anak. Setelah gerbong berhasil digambar, arahkan anak-anak untuk mengurutkan setiap kardus sehingga menyerupai sebuah deretan gerbong kereta sungguhan. Minta anak memasuki gerbong miliknya masing-masing dan siap meluncur seperti kereta api sesungguhnya. Agar lebih seru dan menyenangkan, minta anak-anak untuk memainkan kereta sambil bernyanyi “Naik Kereta Api”. Permainan kereta-keretaan ini akan mengajarkan anak untuk bisa berbagi dengan saling meminjam alat gambar, saling tolong menolong membantu temannya untuk mewarnai atau meraih spidol yang letaknya jauh, dan bekerja sama untuk menyusun gerbong dan “menjalankan” keretanya. 4. Menggambar dengan Mata Tertutup Mengenali emosi dan menumbuhkan empati anak terhadap orang lain juga bisa dengan mengajaknya bermain menggambar dengan mata tertutup. Caranya, mintalah anak menggambar dengan mata tertutup kain. Setelah ia selesai, bukalah penutup matanya, lalu lihat gambarnya bersama-sama. Selanjutnya, gantian Ibu yang menggambar dengan mata tertutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna melakukan kegiatan sosial emosional anak usia dini. Contoh saja, mengenai betapa sulitnya bagi anak-anak yang tidak bisa melihat berjuang melakukan pekerjaan sehari-hari. 5. Tebak Kata dengan Telinga Ditutup Satu lagi contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang ini mirip dengan menggambar dengan mata tertutup, tapi dimodifikasi untuk menunjukkan keterbatasan fisik lainnya. Permainan tebak kata juga mampu mendorong anak untuk bekerja sama dalam tim yang akan melatih kemampuan sosial emosionalnya. Sebagai contoh, Ibu mengajak anak bermain tebak kata dengan telinga tertutup untuk memahami bagaimana rasanya tidak bisa mendengar. Ibu bisa meminta si Kecil menutup kedua telinganya, kemudian Ibu mengucapkan satu kata tanpa bersuara. Lalu, giliran Ibu yang menebak ucapan kata anak dengan kedua telinga ditutup. Di akhir permainan, Ibu bisa menjelaskan makna dari permainan ini, yakni merasakan bagaimana sulitnya anak-anak yang tidak bisa mendengarkan karena keterbatasan fisik. 6. Bermain Boneka Kalau si Kecil punya banyak koleksi boneka, yuk manfaatkan “teman-teman”nya ini! Bermain boneka sambil bermain peran juga merupakan contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bagus untuk si Kecil, Bu. Sebab, permainan ini baik untuk mengasah imajinasi, kreativitas dan empati anak, terlepas apa pun jenis kelamin mereka. Selain itu, bermain boneka juga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak. Ini karena anak-anak akan belajar berkomunikasi yang mampu membantu mereka mempelajari kosakata baru. Saat mengajak dan menemani anak bermain peran, coba pancinglah imajinasi mereka untuk membuat jalan cerita dari kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anak diberikan dua boneka, ia akan otomatis membuat permainannya hidup dengan menciptakan percakapan antar boneka. Ibu bisa mengajarkannya membuat jalan cerita bahwa salah satu boneka yang dimainkan sedang sakit, kemudian boneka lainnya menghibur atau menemani boneka yang sedang sakit tersebut. Selanjutnya, biarkan anak Ibu menyampaikan perasaan dan pendapatnya mengenai tokoh yang ia perankan. Selain melatih anak untuk berimajinasi dan memecahkan masalah, cara ini dapat membantu meningkatkan kemampuan empati dan bersosialisasi sekaligus mengajarkannya untuk menanam hal-hal kebaikan. Contoh lainnya, si Kecil juga bisa belajar merawat diri lewat permainan boneka Barbie dengan menggantikan pakaiannya, memasangkan kancing dan ritsleting, menyisir dan mendandani rambut, hingga menidurkan boneka. Ibu bisa meminta anak memastikan bonekanya dalam keadaan baik serta berimajinasi tentang apa yang diinginkan atau dibutuhkan boneka tersebut. Supaya lebih menyenangkan, undang teman-teman si Kecil untuk bermain bersama ya. Dari sini, Ibu akan bisa memperhatikan bagaimana si Kecil dan teman-temannya berinteraksi, bernegosiasi, dan menghadapi konflik ketika sedang bermain. Baca Juga Contoh Kegiatan Motorik Kasar untuk Anak Usia 4-5 Tahun 7. Menggambar dan Menebak Ekspresi Wajah Di usia ini, anak sudah mulai bisa menunjukkan berbagai macam emosi. Entah itu sedih, senang, marah, ataupun kesal. Nah, anak perlu mengenal dan memahami emosi serta perasaannya agar kelak ia bisa berkomunikasi dengan efektif, membangun hubungan yang lebih baik, dan menghindari atau menyelesaikan konflik. Mengenal emosi juga dapat membantu anak mengekspresikan apa yang anak rasakan atau butuhkan dengan jelas, Bu. Oleh karena itu, Ibu bisa mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat. Salah satu caranya dengan mengajak anak menggambar ekspresi wajah, lalu minta ia untuk menebaknya. Pertama-tama, Ibu bisa membagikan kertas berwarna kepada anak dan minta mereka untuk menggambar beragam jenis ekspresi, seperti senang, sedih, takut, sakit, dan marah. Jika sudah selesai, masukkan gambar-gambar tersebut ke dalam sebuah kotak. Selanjutnya, minta anak Ibu untuk mengambil salah satu kertas. Jelaskan jika setiap anak yang mengambil kertas harus memperagakan emosi sesuai dengan ekspresi yang tertera di kertas dari dalam kotak. Contoh permainan sosial emosional anak usia dini ini sangat bagus dilakukan agar anak semakin tahu emosi yang dia rasakan. Dengan begitu, emosinya pun akan terasa stabil saat dewasa nanti. Bila anak bisa mengenali emosi yang ditebaknya, Ibu bisa memberikan pertanyaan kepadanya tentang apa penyebab emosi tersebut dan bagaimana solusi yang pantas diberikan kalau seseorang mengalami hal tersebut. Misalnya, ketika anak mendapat kertas emosi menangis, Ibu bisa menanyakan kepada anak kira-kira apa penyebab temannya menangis dan apa yang harus dilakukan orang lain agar temannya tidak menangis lagi. 8. Bermain Bola Bermain bola atau melakukan permainan dalam tim lainnya dapat mendorong anak untuk bekerja sama sekaligus melatih kemampuan sosialnya. Tak hanya itu, anak juga belajar bekerja sama, tanggap untuk bermain bergiliran dengan teman-teman lainnya, seperti kapan harus menendang atau melempar bola, dan kapan harus menerima bola dan mengamankan gawang. Melalui permainan ini, ajari pula anak mengenai sikap yang tepat bila ia menang misalnya tidak boleh mengejek kawan yang kalah, sikap yang benar bila ia kalah misalnya tidak menyalahkan orang lain atas kekalahannya, cara bekerja sama yang baik dengan teman dalam satu timnya, dan lain-lain. 9. Cari dan Temukan Benda Contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa si Kecil mainkan selanjutnya adalah mencari dan menemukan sebuah benda. Permainan sederhana nan mudah ini bisa membantu anak berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Ibu perlu melibatkan 4 orang atau lebih, seperti anggota keluarga di rumah atau teman-teman si Kecil di sekitar rumah. Kemudian, bagi menjadi dua kelompok permainan dan minta mereka mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Anak yang mengenal rumah dengan baik harus dibagi rata dalam setiap kelompok. Mulailah meminta mereka untuk mencari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Misalnya, Ibu bisa memerintahkan, “Coba cari benda bulat berwarna hitam”, atau “Sekarang cari benda persegi panjang warna merah”, dan sebagainya. Melalui permainan ini, anak bisa membiasakan diri untuk mengenali dan melakukan instruksi tertentu yang Ibu berikan. Lebih dari itu, permainan temukan benda juga melatih anak bekerja sama dan memahami emosi orang lain. Nah, itulah contoh permainan sosial emosional anak usia dini yang bisa menjadi inspirasi Ibu. Ternyata mengajarkan keterampilan sosial emosional pada anak tidak sesulit yang dibayangkan, ya, Bu, bila tahu caranya. Kenapa Penting Mengasah Kemampuan Sosial Emosional? Bermain merupakan salah satu stimulasi yang penting bagi tumbuh kembang anak, Bu. Tidak hanya meningkatkan perkembangan motorik kasar dan halusnya. Mengenalkan permainan yang tepat juga dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial dan emosionalnya juga, lho. Mengapa demikian? Aspek sosial dan emosional anak menjadi salah satu aspek yang penting untuk membantu anak bersosialisasi. Selain itu, bisa membantu anak untuk tumbuh dengan pribadi yang baik saat dewasa nanti. Penting untuk diingat bahwa karakter seorang anak mulai terbentuk sejak usia dini. Jika orang tua mengajarkan pola asuh yang salah, maka bukan tidak mungkin jika emosi anak terganggu. Beberapa anak mungkin menjadi pemalu, ada juga anak yang pendiam, ada juga anak yang mudah marah, dan lain sebagainya. Itulah kenapa orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan emosi anak sejak usia dini. Baca Juga Tips Dukung Perkembangan Sosial Anak Bagi Orang Tua yang Bekerja Terlebih di rentang usia ini, anak-anak usia prasekolah sebetulnya sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, punya rasa ingin tahu dan imajinasi yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat, serta sudah mampu menunjukkan berbagai emosi. Nah, melalui bermain, anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya tanggap untuk berbagi, bergiliran menggunakan mainan, bernegosiasi, berempati terhadap teman-temannya, menyelesaikan masalah, serta berkomunikasi menggunakan kata-kata yang baik, yakni “maaf”, “tolong”, dan “terima kasih”. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika Ibu menyediakan pilihan permainan yang mampu mendorong rasa rasa empati, serta keinginan kerja sama dan keinginan bersosialisasi dengan orang lain. Selalu Temani Anak Bermain Sambil Belajar Bisa dibilang, otak anak ibarat spons yang mampu menyerap segala sesuatu di sekitarnya dengan cepat, Bu. Jadi saat mereka berinteraksi dan bergaul dengan teman-teman sebayanya, anak bisa cepat belajar bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa orang tua harus terus mendampingi anak-anak ketika sedang asyik bermain. Selain untuk memantau secara langsung perkembangan si Kecil, menemani anak bermain adalah salah satu cara orang tua untuk membantunya mengembangkan keterampilan sosial emosional dan pengendalian emosi. Sebagai contoh, Ibu bisa turun tangan untuk memberikan pengertian ketika mainannya direbut atau ketika si Kecil tidak mau meminjamkan mainannya. Pendampingan yang Ibu lakukan ini bisa membantu anak belajar bagaimana cara bermain yang benar dan berinteraksi secara positif. Tapi selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa mendampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 4 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya. Sebab, ingat ya, Bu, anak tidak hanya memerlukan stimulasi dari permainan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Melanjutkan pemenuhan asupan nutrisi yang lengkap dari susu pertumbuhan terfortifikasi DHA dan makanan sehat bergizi juga sangat penting untuk anak di usia prasekolah ini. Karena, para ahli menyatakan periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun. Nah, Bu, Bebelac 4 GroGreat+ kini sudah dilengkapi dengan formula baru yang mengandung Triple A dengan DHA lebih tinggi serta asam lemak omega 3 asam alfa linolenat, dan asam lemak omega 6 asam linoleat untuk mendukung perkembangan daya pikir, pencernaan dan keterampilan sosio-emosional si kecil memasuki masa prasekolah dengan nutrisi dan stimulasi yang tepat. Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan FOSGOS 19 yang teruji klinis untuk mendukung kesehatan kesehatan saluran cerna anak happy tummy, serta 12 vitamin dan 4 mineral yang terdiri dari vitamin C, kalsium, zat besi, dan iodium. Dengan asupan nutrisi yang baik dan stimulasi yang tepat happy brain, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria happy heart dan bersemangat untuk bersosialisasi dan mengeksplorasi hal-hal baru di sekolah nanti. Jangan lupa juga daftarkan diri Ibu di Bebeclub untuk dapatkan lebih banyak lagi tips dan informasi terbaru untuk menemani masa prasekolah si Kecil, ya! Referensi Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Web MD. Diakses pada 4 Oktober 2022. Very Well Family. Diakses pada 4 Oktober 2022. Jurnal Ilmiah Potensia. Diakses pada 4 Oktober 2022. Parents. Diakses pada 4 Oktober 2022. Raising Children. Diakses pada 4 Oktober 2022.
Emosi adalah reaksi alami yang memungkinkan kita untuk waspada terhadap situasi tertentu yang melibatkan bahaya, ancaman, frustrasi, dll. Komponen utama dari emosi adalah reaksi fisiologis peningkatan laju jantung dan pernapasan, ketegangan otot, dll. Dan pikiran. Perlu untuk mendapatkan tertentu keterampilan menangani emosi karena intensitas berlebihan dapat menyebabkan orang menjalaninya sebagai keadaan yang tidak menyenangkan atau membuat mereka melakukan perilaku yang tidak diinginkan.¿Apakah Anda ingin tahu apa teknik kontrol emosi terbaik? Dalam artikel Psikologi-Online ini, Anda akan menemukan 12 teknik kontrol emosional yang akan membantu Anda menangani segala jenis situasi. Latihan-latihan ini didasarkan pada studi psikologis dan telah terbukti sangat efektif. Anda mungkin juga tertarik pada Tentang Indeks Kecerdasan Emosional Apa itu emosi? Bagaimana cara mengendalikan kecemasan dan kemarahan Teknik 1 Napas dalam-dalam Teknik 2 Berhenti berpikir Teknik 3 Relaksasi otot Teknik 4 Esai Mental Teknik No. 5 Peraturan pemikiran Teknik 6 penalaran logis Teknik 7 gangguan Teknik 8 Pengaturan mandiri Teknik No. 9 Pendidikan emosional Teknik No. 11 Pelatihan Asertif Teknik 12 Perhatian dan meditasi Apa itu emosi? Jadi, emosi manusia ikut bermain empat aspekSituasi reaksi atau sensasi fisiologis tertentu percepatan denyut nadi dan pernapasan, ketegangan otot, dll..Beberapa jawaban konkret yang sesuai untuk situasi dan kemarahan adalah reaksi alami dan positif yang kita harus waspada dalam situasi tertentu, yang dianggap berbahaya. Tetapi mereka juga bisa menjadi emosi negatif yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, memicu rangsangan yang tidak berbahaya dan menyebabkan ketidaknyamanan dan perilaku yang tidak pantas. Memahami, mengetahui, dan mengakui emosi adalah prosedur untuk dapat adalah salah satu dari emosi yang harus Anda ketahui bagaimana mengatasinya karena mereka dijalani sebagai hal yang tidak menyenangkan dan dapat dilakukan memprovokasi perilaku yang tidak pantas, terutama ketika mereka terjadi dalam konteks sosial misalnya, berbicara di depan umum atau dalam situasi yang tidak melibatkan bahaya misalnya, naik di lift, keluar, dll..Kecemasan terdiri dari serangkaian perasaan ketakutan, gelisah, tegang, khawatir dan tidak aman yang kita alami dalam situasi yang kita anggap mengancam baik secara fisik maupun psikologis. Ini, itu “kecemasan”, termasuk komponen berikutPikiran dan gambaran mental yang menakutkan kognitifSensasi fisik itu terjadi ketika kita gugup atau marah. fisiologis.Perilaku yang merupakan konsekuensi dari respons kecemasan behavioral.KemarahanKemarahan adalah emosi lain yang bisa menimbulkan masalah. Kemarahan mengacu pada serangkaian perasaan tertentu yang meliputi kemarahan, iritasi, kemarahan, kemarahan, dll. dan itu biasanya muncul dalam situasi di mana kita tidak mendapatkan apa yang kita fisiologis terhadap amarah mirip dengan yang terjadi dalam menghadapi kecemasan; apa yang membedakan satu dari yang lain adalah jenis situasi yang memprovokasi mereka, pikiran yang terjadi dalam situasi itu dan perilaku yang bagian ini sesuai dengan Angel Antonio Marcuello García. Bagaimana cara mengendalikan kecemasan dan kemarahan Manusia mengalami kecemasan dan kemarahan dalam cara yang negatif dan merespons dengan tidak memadai. Dengan naluri bertahan hidup, kita mencari cara spesifik untuk menghilangkan emosi ini bisa benar melakukan olahraga, bermeditasi, melakukan latihan pernapasan ... atau tidak pantas merokok, minum alkohol, merespons secara agresif .... Perilaku yang tidak pantas sering kali memiliki konsekuensi setelah Anda mengetahui emosi yang dapat mengganggu secara negatif dalam hidup kita, inilah saatnya untuk memberi tahu Anda tentang hal itu 12 teknik kontrol emosional itu akan mengubah cara Anda mengelola perasaan Anda. Teknik 1 Napas dalam-dalam Teknik kontrol emosional ini sangat mudah diterapkan dan, di samping itu, sangat berguna untuk mengendalikan reaksi fisiologis sebelum, selama dan setelah berurusan dengan situasi yang sangat emosional..Ambil napas dalam-dalam sambil menghitung mental hingga 4Tahan napas sambil menghitung secara mental hingga 4Lepaskan udara sambil menghitung secara mental hingga 8Ulangi proses sebelumnyaTentang apa yang dilakukan berbagai fase pernapasan perlahan dan sedikit lebih kuat dari biasanya, tetapi tanpa harus memaksanya kapan saja. Untuk memastikan Anda bernapas dengan benar, Anda dapat meletakkan satu tangan di dada dan tangan lainnya di perut. Anda akan melakukan pernapasan dengan benar ketika hanya tangan perut yang bergerak saat bernafas beberapa juga disebut pernapasan perut. Teknik 2 Berhenti berpikir Teknik ini juga dapat digunakan sebelum, selama atau setelah situasi yang menyebabkan masalah bagi ini berfokus pada kontrol pemikiran. Untuk mempraktikkannya, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikutKetika Anda mulai mendapati diri Anda tidak nyaman, gugup atau kesal, perhatikan jenis pikiran yang Anda miliki, dan kenali semua itu dengan konotasi negatif fokus pada kegagalan, kebencian terhadap orang lain, menyalahkan, dll.Katakan sendiri “¡Basta!”Gantikan pikiran itu dengan yang lebih positifMasalah dengan teknik ini adalah bahwa beberapa latihan diperlukan untuk mengidentifikasi pikiran negatif, serta untuk mengubahnya dan mengubahnya menjadi positif.. Teknik 3 Relaksasi otot Teknik ini juga berfungsi untuk diterapkan sebelum, selama dan setelah situasi, tetapi untuk penggunaannya yang efektif membutuhkan pelatihan sebelumnya. Untuk latihan Anda, ikuti langkah-langkah berikutDuduk dengan tenang dalam posisi yang nyaman. Tutup rileks semua otot tubuh Anda, mulai dengan jari kaki dan kemudian relakskan sisa tubuh ke otot leher dan kepala..Setelah Anda merilekskan semua otot tubuh Anda, bayangkan diri Anda berada di tempat yang damai dan santai misalnya, berbaring di pantai. Apa pun tempat yang Anda pilih, bayangkan diri Anda benar-benar santai dan di tempat itu sejelas mungkin. Lakukan latihan ini sesering mungkin, setidaknya sekali sehari selama sekitar 10 menit setiap kali. Jika kegunaan latihan telah meyakinkan Anda, ingatlah bahwa Anda harus mempraktikkannya untuk mengotomatiskan proses dan bersantai dalam beberapa detik.. Teknik 4 Esai Mental Teknik kontrol emosional ini dirancang untuk digunakan sebelum menghadapi situasi di mana kita tidak merasa aman Ini hanya untuk membayangkan bahwa Anda berada dalam situasi itu misalnya, meminta seseorang untuk pergi dengan Anda dan bahwa Anda baik-baik saja, sementara Anda merasa benar-benar santai dan harus berlatih mental apa yang akan Anda katakan dan lakukan. Ulangi ini beberapa kali, sampai Anda mulai merasa lebih rileks dan yakin pada diri sendiri. Teknik No. 5 Peraturan pemikiran Ketika kita menghadapi momen mental yang tidak menentu dan kita tidak tahu bagaimana mengelola emosi kita, kita biasanya mengalami sesuatu yang dikenal sebagai "semburan pikiran". Sering kali, pikiran-pikiran yang tidak terkontrol ini negatif dan jangan biarkan kita menemukan solusi untuk situasi yang penuh alasan yang sama, mengatur pemikiran dapat menjadi teknik kontrol emosi yang efektif. ¿Bagaimana kita bisa melakukannya? Langkah pertama adalah mendeteksi semburan pikiran dan untuk mengidentifikasi ide-ide seperti apa yang muncul di kepala kita. Kemudian, kita dapat mencoba menuliskannya di buku catatan jika kita sendirian dan kemudian mengerjakannya. Teknik 6 penalaran logis Sangat terkait dengan teknik kontrol emosi sebelumnya, penalaran logis terdiri dari analisis satu per satu pemikiran yang menghasilkan tekanan emosional dan penalaran secara logis, misalnyaBerpikir "Saya tidak berguna dan saya tidak berguna"Emosi kesedihan dan tangisanAlasan logis "¿seberapa benar pernyataan itu? ¿apa gunanya memikirkan itu tentang saya? ¿apa yang bisa saya lakukan untuk mengubah pemikiran itu?" Teknik 7 gangguan Teknik ini direkomendasikan di saat darurat, ketika kita tidak bisa mengendalikan perasaan dengan cara lain. Ketika kita merasa kewalahan oleh emosi kita, kita dapat mencoba mengalihkan perhatian kita dengan beberapa rangsangan yang menghibur kita seperti lagu, buku, film ... Teknik 8 Pengaturan mandiri Pengaturan diri secara emosional adalah teknik yang membutuhkan latihan. Namun, ini sangat efektif. Untuk mencapai pengaturan sendiri, kita harus mengikuti langkah-langkah berikutDeteksi dan rekam momen saat kita kehilangan kendaliKetika kita tenang, pikirkan tentang pemicu situasi apa yang kita pikirkan ketika kita kehilangan kendali atas emosi kitaIdentifikasi pikiran-pikiran yang memicu sebelum mereka menghasilkan emosi yang tidak terkendaliBelajarlah untuk mengatur emosi kita selama masa krisis membantu kita dengan teknik relaksasi lainnya. Teknik No. 9 Pendidikan emosional Ini adalah latihan untuk mencegah krisis emosional. Pendidikan emosional adalah tentang belajar untuk mendeteksi perasaan dan nilai mereka tanpa menghakimi mereka secara negatif. Semua emosi kita diperlukan pada tingkat tertentu dan mereka membantu kita beradaptasi dengan dunia di sekitar kita. Teknik No. 11 Pelatihan Asertif Pelatihan asertif adalah teknik itu membutuhkan seorang spesialis harus diselesaikan dengan sukses. Kelompok latihan psikologis ini bertujuan untuk belajar merespons secara tegas terhadap suatu konflik, beberapa teknik pelatihan tegas adalahIdentifikasi situasi di mana kita ingin lebih situasi yang skrip untuk perubahan perilaku Anda ingin tahu lebih banyak, Anda dapat mencatat artikel ini tentang keterampilan sosial dan pelatihan tegas. Teknik 12 Perhatian dan meditasi Akhirnya, untuk menyimpulkan artikel ini tentang teknik kontrol emosi terbaik, mari kita bicara tentang terapi perhatian penuh atau kesadaran penuh. Terapi ini berdasarkan prinsip meditasi sangat efektif dalam merilekskan tingkat kecemasan di saat krisis emosional. Ini tentang menghentikan semburan pikiran kita dan memfokuskan pikiran pada "di sini dan sekarang", dalam sensasi kita saat ini dan apa yang mengelilingi kita pada saat yang tepat. Temukan di sini bagaimana perhatian diterapkan dalam terapi kognitif. Artikel ini murni informatif, dalam Psikologi Online kami tidak memiliki fakultas untuk membuat diagnosis atau merekomendasikan perawatan. Kami mengundang Anda untuk pergi ke psikolog untuk menangani kasus Anda secara khusus. Jika Anda ingin membaca lebih banyak artikel yang mirip dengan 12 Teknik Kontrol Emosional, kami sarankan Anda untuk masuk dalam kategori Emosi kami.
Terdengar sangat manusiawi ya kalau kita mencari sesuatu di luar diri kita untuk kemudian kita hubungkan dengan emosi yang ada dalam diri kita. Banyak orang menyalahkan orang lain atas harinya yang buruk, atau moodnya yang tidak yang lain, gampang bermuram durja ketika terjadi hal-hal buruk di luar prediksinya. Serta masih banyak kejadian lainnya. Padahal, fakta sebenarnya adalah, semua emosi yang ada dalam diri kita, solusinya gak perlu kita cari dari luar. Tapi justru kita sendirilah yang bisa menyembuhkannya. Ketika kita mampu mengendalikan emosi yang ada dalam diri, maka kehidupan kita akan berubah dan menjadi lebih baik. Gak percaya? Begini Mampu memutuskan bagaimana reaksi terhadap suatu keadaanunsplash/Siavash GanbariSeperti sudah dijelaskan sebelumnya, emosi datang dari dalam diri kita. Mengendalikannya memang gak semudah itu. Tapi, yang terpenting untuk dipahami adalah bahwa kita adalah pemilik dari diri kita kapanpun emosi negatif memenuhi pikiran dan diri kita, maka kita bisa memutuskan untuk mengekspresikannya atau Gak lagi menyalahkan orang lain atas hari yang buruk atau mood yang tidak stabilunsplash/Alex AlvarezOrang lain sama sekali tidak bisa mempengaruhi harimu. Kamu sendirilah yang sebenarnya membiarkan mereka merusak harimu. Kesedihan, kekecewaan, atau kemarahan sekalipun, tidak bisa ditransfer oleh orang lain kan? Kamu bisa tetap ceria dan menjalani hari dengan bahagia meskipun orang-orang bersikap tidak menyenangkan padamu. Ingat, kamulah yang punya kendali atas emosimu sendiri. Baca Juga 7 Tanda Kematangan Emosional, Usia Tak Selamanya Menjamin Kedewasaan! 3. Emosi negatif yang kita rasakan mampu kita kendalikan dan buang jauh-jauhunsplash/Fabrizio VerrecchiaKetika dipenuhi dengan berbagai emosi negatif, kita cenderung untuk menyalurkan emosi tersebut. Alhasil, cap buruk akan menempel pada kita. Bayangkan jika kita berhasil mengendalikan semua emosi tersebut dan membuangnya jauh-jauh. Akan ada banyak keuntungan yang kita Dengan menyadari betul bahwa kendali emosi ada di tangan kita, semua akan berjalan dengan lancarunsplash/ OfficialMisal, ketika kamu berada pada situasi yang genting, otomatis emosi pertama yang akan kamu rasakan adalah panik. Ya kan? Namun, kalau kamu bisa mendeteksi hal itu sebagai emosi negatif yang hanya akan memperburuk situasi, kamu akan mengambil emosi panik itu dan membuangnya ketika kepanikan sudah bisa kamu atasi, maka kamu akan berpikir lebih jernih dan bisa mencari solusi dengan lebih Bahkan di saat terburuk pun, kita tetap bisa melangkah menuju kesuksesanunsplash/NeONBRANDKemampuan mengendalikan diri dan emosi dengan baik ini akan membuat kita mampu menyelesaikan segala hal yang kita kerjakan dengan hasil yang luar biasa. Kita gak mudah terpengaruh dengan apapun hal-hal eksternal di sekitar kita. Sehingga pekerjaan lebih fokus, gak gampang mengeluh, dan kita juga masih bisa mengerjakan hal lainnya tanpa merasa terbebani. Mengendalikan emosi memang gak segampang kedengarannya. Kamu perlu memberikan waktu beberapa detik untuk menenangkan diri terutama di situasi yang genting atau saat amarah sedang meluap. Yang pasti, kamu harus menguasai dirimu sendiri dengan baik. Berlatih mengendalikan diri juga cukup disarankan lho. Siap mencoba? Baca Juga 5 Tips Mengendalikan Emosi di Kantor, Supaya Gak Bad Mood Seharian IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Kecerdasan emosional atau Emotional Qoutient EQ adalah kemampuan mengenali, memahami dan mengendalikan perasaan sendiri dan perasaan orang lain, termasuk memotivasi diri dan mengatur emosi serta kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional merupakan potensi yang ada dari dalam diri seseorang untuk bisa merasakan, menggunakan, mengomunikasikan, mengenal, mengingatkan, mendeskripsikan emosional merupakan kecakapan emosional yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri dan memiliki daya tahan ketika menghadapi rintangan, mampu mengendalikan impuls dan tidak cepat merasa puas, mampu mengatur suasana hati dan mampu mengelola kecemasan agar tidak mengganggu kemampuan berpikir, dan mampu berempati serta lain dari kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan terhadap frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan Kecerdasan Emosional Berikut definisi dan pengertian kecerdasan emosional emotional qoutient dari beberapa sumber buku Menurut Goleman 2000, kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang Cherniss 2001, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk melihat dan mengekspresikan emosi, mengasimilasi emosi dalam pikiran, memahami dan bernalar dengan emosi, dan mengatur emosi dalam diri dan orang lain. Menurut Uno 2006, kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan kecakapan nonkognitif yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Menurut Ginanjar 2001, kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kemampuan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Menurut Shapiro 2003, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasakan emosinya untuk mengeluarkan atau membangkitkan emosi, seperti emosi untuk membantu berpikir, memahami emosi dan pengetahuan tentang emosi serta untuk merefleksikan emosi secara teratur seperti mengendalikan emosi dan perkembangan Kecerdasan Emosional Menurut Goleman 2001, kecerdasan emosional terdiri dari lima aspek utama, yaitu sebagai berikuta. Kemampuan mengenali emosi kesadaran diri Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenal dan memilah- ilah perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengapa hal itu kita rasakan, dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain. Kemampuan mengenali emosi diri merupakan fondasi utama dari semua unsur-unsur emotional intelligence sebagai langkah awal yang penting untuk memahami diri dan berubah menjadi lebih baik. Mengenali emosi diri sangat erat kaitannya dengan kemampuan untuk mengenali perasaan diri ketika perasaan itu timbul, dan merupakan hal penting bagi pemahaman kejiwaan secara mendalam. Terdapat tiga kemampuan yang merupakan ciri-ciri mengenali emosi diri sendiri kesadaran diri, yaitu Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosi diri dan mengetahui pengaruh emosi itu terhadap kinerjanya. Penilaian diri secara teliti, yaitu mengetahui kelebihan dan kekurangan diri dan mampu belajar dari pengalaman. Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari keyakinan diri terhadap harga diri dan kemampuan Kemampuan mengelola emosi pengaturan diri Pengaturan diri adalah menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun pulih kembali dari tekanan emosi. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Tujuan pengaturan diri untuk menjaga keseimbangan emosi, bukan untuk menekan dan menyembunyikan gejolak perasaan serta bukan pula untuk langsung mengungkapkan perasaan. Terdapat lima kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri mengelola emosi pengaturan diri, yaitu Kendali diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang negatif tetap dipercaya, yaitu menunjukkan integritas dan kejujuran. Kewaspadaan, yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. Adaptasi, yaitu keluwesan dalam menghadapi tantangan dan perubahan serta dapat beradaptasi dengan mudah. Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan, pendekatan-pendekatan dan informasi Kemampuan memanfaatkan emosi secara produktif motivasi Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi. Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya untuk memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional, menahan diri terhadap kepuasan, dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Terdapat empat kecakapan utama dalam kemampuan memotivasi diri sendiri dan orang lain, yaitu Dorongan berprestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok/lembaga. Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Optimis, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran meskipun ada halangan dan Kemampuan mengenali emosi orang lain empati Empati adalah merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengenali perasaan orang lain dan memahami perspektif orang lain. Empati merupakan kemampuan merespon perasaan orang lain dengan respon emosi yang sesuai keinginan orang tersebut. Berempati terhadap perasaan orang lain dijadikan dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Terdapat lima kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri mengenali emosi orang lain empati, yaitu Memahami orang lain, yaitu memahami perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Orientasi pelayanan, yaitu mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Mengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan orang lain untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keragaman yaitu menumbuhkan keragaman melalui pergaulan dengan banyak orang. Kesadaran politik, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan Kemampuan membina hubungan keterampilan sosial Keterampilan sosial adalah menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim. Seseorang yang memiliki ketrampilan sosial ini pandai merespon tanggapan orang lain sesuai dengan yang dikehendaki, orang yang tidak memiliki ketrampilan ini akan dianggap angkuh, sombong, tidak berperasaan dan akhirnya akan dijauhi orang lain. Terdapat tiga kemampuan utama yang merupakan ciri-ciri kemampuan membina hubungan dengan orang lain, yaituMengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka. Komunikasi, yaitu mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan. Manajemen konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan perbedaan pendapat. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, biasanya memiliki ciri atau tanda tertentu yang dapat diamati. Menurut Nurita 2012, beberapa ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional adalah Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan dapat bertahan dalam menghadapi mengendalikan dorongan-dorongan hati sehingga tidak melebih-lebihkan suatu mengatur suasana hati dan dapat menjaganya agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir seseorang. Mampu berempati terhadap orang lain dan tidak lupa menurut Uno 2006, kecerdasan emosional dibagi menjadi lima ranah utama, yaitu sebagai berikuta. Ranah intrapribadi Ranah ini terkait dengan kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengendalikan diri sendiri, yang biasa disebut inner-self diri terdalam, batiniah.Ranah intra pribadi terbagi menjadi beberapa subbagian, yang meliputi kesadaran diri emosional, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi Ranah antar pribadi Ranah kecerdasan emosi ini berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan berinteraksi. Mereka berinteraksi, memahami, dan bergaul dengan baik dengan orang lain dalam berbagai situasi. Ranah antar pribadi meliputi empati yang terdiri atas tanggung jawab sosial dan hubungan antar Ranah penyesuaian diri Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Ranah penyesuaian diri, di antaranya yaitu pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap Ranah pengendalian stres Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, yang meliputi ketahanan menanggung stres dan pengendalian Ranah suasana hati umum Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan untuk bergembira dengan diri sendiri dan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah ini, meliputi kebahagiaan dan Mengembangkan Kecerdasan Emosional Menurut Nggermanto 2001, terdapat beberapa kita yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional dalam diri, yaitu Membuka hati. Hati adalah simbol pusat emosi yang dapat merasakan nyaman atau tidak nyaman. Oleh karena itu, kita dapat memulai dengan membebaskan hati kita dari impuls pengaruh yang membatasi kita untuk menunjukkan kasih sayang satu sama daratan emosi. Setelah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan menemukan peran emosi dalam kehidupan, sehingga kita akan menjadi lebih bijak dalam menanggapi perasaan kita dan perasaan orang lain di sekitar kita. Bertanggung jawab. Untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan, kita harus mengambil tanggung jawab. Setelah dapat membuka hati dan memahami perasaan emosi orang di sekitar kita. Dan ketika terjadi permasalahan antara kita dan orang lain, sangat sulit melakukan perbaikan tanpa ada tindak lanjut. Setiap orang harus memahami permasalahan dan memutuskan bagaimana yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional Menurut Mualifah 2009, terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kecerdasan emosional dalam diri seseorang, antara lain yaitu sebagai berikuta. Faktor otak Arsitektur otak memberi tempat istimewa bagi amigdala sebagai penjaga emosi, penjaga yang mampu membajak otak. Amigdala adalah spesialis masalah-masalah emosional. Apabila amigdala dipisahkan dari bagian-bagian otak lainnya, hasilnya adalah ketidakmampuan yang sangat mencolok dalam menangkap makna emosi awal suatu peristiwa, tanpa amigdala tampaknya ia kehilangan semua pemahaman tentang perasaan, juga setiap kemampuan merasakan perasaan. Amigdala berfungsi sebagai semacam gudang ingatan Faktor lingkungan keluarga Orang tua memegang peranan penting terhadap perkembangan kecerdasan emosional anak. Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak untuk mempelajari emosi. Dari keluargalah seorang anak mengenal emosi dan yang paling utama adalah orang tua. Jika orang tua tidak mampu atau salah dalam mengenalkan emosi, maka dampaknya akan sangat fatal terhadap Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah merupakan faktor penting kedua setelah keluarga, karena di lingkungan ini anak mendapatkan pendidikan lebih lama. Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi anak melalui beberapa cara, di antaranya melalui teknik, gaya kepemimpinan, dan metode mengajar sehingga kecerdasan emosional berkembang secara maksimal. Lingkungan sekolah mengajarkan anak sebagai individu untuk mengembangkan keintelektualan dan bersosialisasi dengan sebayanya, sehingga anak dapat berekspresi secara bebas tanpa terlalu banyak diatur dan diawasi secara Faktor lingkungan dan dukungan sosial Dukungan dapat berupa perhatian, penghargaan, pujian, nasihat atau penerimaan masyarakat. Semuanya memberikan dukungan psikis atau psikologis bagi anak. Dukungan sosial diartikan sebagai suatu hubungan interpersonal yang di dalamnya satu atau lebih bantuan dalam bentuk fisik atau instrumental, informasi dan pujian. Dukungan sosial cukup mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional anak, sehingga memunculkan perasaan berharga dalam mengembangkan kepribadian dan kontak PustakaGoleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosional. Jakarta Gramedia Pustaka 2001. The Emotionally Intelligent Workplace How to Select for, Measure, and Improve Emotional Intelligence in Individuals, Groups, and Organizations. San Francisco Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta Bumi Ary. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual – ESQ. Jakarta E. Lawrence. 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta Gramedia Pustaka Meta. 2012. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional EQ dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Jakarta Universitas Agus. 2001. Quantum Quotient, Kecerdasan Quantum, Cara Cepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ secara Harmoni. Bandung Nuansa 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Yogyakarta DIVA press.
mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan